top of page

​

TEKANAN OSMOTIK

​

Ketika dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh suatu membran semipermeabel — membran yang hanya dapat dilewati partikel pelarut namun tidak dapat dilewati partikel zat terlarut—maka terjadilah fenomena osmosis. Osmosis adalah peristiwa perpindahan selektif partikel-partikel pelarut melalui membran semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah (larutan encer) ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi (larutan pekat).

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

Gambar 1. Ilustrasi peristiwa osmosis pada bejana U
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (5th edition). New York: McGraw Hill)

​

Perhatikan Gambar 1. Tekanan osmosis didefinisikan sebagai tekanan yang diberikan untuk menahan perpindahan netto partikel pelarut dari larutan dengan konsentrasi pelarut tinggi menuju larutan dengan konsentrasi pelarut rendah. Bila tekanan eksternal sebesar tekanan osmosis diberikan pada sisi larutan, maka ketinggian pelarut dan larutan akan kembali seperti semula.

Tekanan osmosis, π, berbanding lurus terhadap jumlah partikel zat terlarut, n, dalam suatu volum larutan tertentu, V—yang merupakan molaritas (M), sebagaimana:

​

​

 

 

 

di mana R adalah konstanta gas ideal (0,0821 L.atm/mol.K) dan T adalah temperatur (dalam satuan K).

​

​

Berdasarkan tekanan osmotiknya, larutan dibagi menjadi :

  1. Larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama dinamakan isotonik. Pada larutan ini tidak terjadi peristiwa osmosis.

  2. Suatu larutan mempunyai tekanan osmotik lebih besar dibandingkan larutan lain dinamakan hipertonik terhadap larutan yang lebih encer.

  3. Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih kecil dibanding larutan lain dinamakan hipotonik.

 

Contoh peristiwa osmosis misalnya yang terjadi pada sel darah erah dalam tubuh kita yaitu dimana dinding sel darah merah berfungsi sebagai selaput semipermeabel. Sel darah merah akan mengalami pengerutan atau kehilangan cairan (krenasi) jika sel darah merah tersebut ditempatkan ke dalam larutan yang bersifat hipertonik. Artinya, air mengalir dari sel darah merah ke larutan sehingga sel darah mengkerut. Sebaliknya, sel darah merah dapat pecah (hemolisis) karena kelebiha cairan jika sel darah merah tersebut dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat hipotonik. Artinya air dari larutan masuk ke dalam sel darah merah sehingga sel darah merah menggembung .

​

​

​

 

 

 

 

 

 

 

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

© 2023 by DO IT YOURSELF. Proudly created with Wix.com

bottom of page